MEMFOKUSKAN DIRI


Bila di pagi hari yang cerah kita berolahraga di halaman rumah, kita akan dapat merasakan kehangatan sinar matahari yang menerpa tubuh kita. Terasa sangat nyaman dan menyehatkan. Namun bila kita mengambil sebuah lensa pembesar dan mengatur posisinya sedemikian rupa sehingga sinar matahari yang ditampung oleh lensa itu berubah menjadi satu titik cahaya, maka sinar matahari itu tidak akan lagi sekedar terasa hangat tetapi akan terasa menyengat dan membakar kulit tubuh kita.

                Saudara-saudari, sinar matahari yang ditampung pada lensa yang berdiameter sepuluh centimeter akan mampu membakar sehelai kertas. Kalau ditampung dengan lensa yang berdiameter tiga puluh centimeter, sinar matahari akan mampu membakar segumpal kertas dengan cepat. Kalau lensa itu berdiameter satu meter, sang sinar matahari akan mampu membakar sebuah majalah. Kalau dia berdiameter sepuluh meter, ia akan mampu membakar sebuah buku yang tebal.
                Kunci yang penting di sini bukanlah sekedar berapa besar diameter lensa yang digunakan, tetapi juga apakah posisi lensa itu diatur sedemikian rupa sehingga sinar matahari yang ditampungnya berubah menjadi satu titik cahaya atau tidak? Bila energi cahaya matahari itu difokuskan menjadi satu titik, dampak bakarnya akan jauh lebih besar bila dibandingkan ia tersebar secara merata. Dengan kata lain, kata kunci di sini adalah fokus.

 HIDUP YANG EFEKTIF

                Setiap orang, entah dia laki-laki atau perempuan, entah dia berusia muda atau setengah baya, entah dia berkedudukan tinggi atau rendah, entah dia orang yang kaya raya atau rakyat jelata, ya singkat kata siapapun yang bersangkutan, setiap harinya akan memiliki jumlah waktu yang sama. Setiap orang akan memiliki jatah waktu dua puluh empat jam per hari, tidak kurang tidak lebih. 
                 Lalu mengapa ada orang yang dalam waktu sehari mampu menghasilkan banyak hal berguna, tetapi ada orang yang dalam waktu sehari hanya mampu menghasilkan sedikit hal yang bermanfaat? Mereka sama-sama bekerja di satu perusahaan, katakan saja di sebuah pabrik sepatu. Mereka mengerjakan hal yang sama, misalkan memasang tali sepatu. Orang yang pertama mampu memasang seratus tali sepatu per jam, sedangkan orang yang kedua hanya mampu memasang dua puluh tali sepatu saja. Apa yang membedakan di antara keduanya? Produktivitas kedua orang tersebut berbeda bukan sekedar karena tingkat keterampilan mereka yang berbeda, tetapi bisa juga karena orang yang pertama memfokuskan diri untuk berkonsentrasi dalam bekerja. Sedangkan orang yang kedua, walaupun memiliki keterampilan yang sama dengan temannya, sibuk mengobrol saat bekerja, alias tidak fokus dalam bekerja! Berarti, hidup yang membawa dampak yang besar adalah hidup yang terfokus. Bila seseorang memfokuskan tenaganya, pikirannya, dan waktunya untuk satu dua hal yang bermanfaat, ia akan menghasilkan jauh lebih banyak hal yang berguna dibandingkan orang yang tidak memiliki fokus kehidupan sehingga menghambur-hamburkan hidupnya untuk banyak hal yang tak bermanfaat. Bila seseorang memfokuskan dirinya untuk satu dua hal yang tepat, hidupnya akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan orang yang mengerjakan sepuluh hal yang salah.
                Tak heran apabila Rasul Paulus berkata demikian: "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.(Filipi 3:13-14).
                Di dalam bahasa Inggris kalimat "ini yang kulakukan," di atas diterjemahkan dengan lebih tegas sebagai berikut "this one thing I do," artinya "satu hal ini yang kulakukan."  Satu hal, bukan banyak hal. Satu hal, bukan berbagai hal. Satu hal, artinya fokus, terarah, terpadu! Tak heran bila Rasul Paulus dapat dinilai sebagai rasul yang paling produktif dibandingkan para rasul yang lain. Tak heran bila Rasul Paulus lebih efektif dibandingkan rekan sekerjanya. Yaitu karena ia memfokuskan hidupnya dengan tepat.

HIDUP YANG EFISIEN

                Hidup yang berdampak besar, atau hidup yang efektif sangatlah berkaitan dengan hidup yang efisien. Hidup yang efisien adalah hidup yang tak memboroskan diri untuk hal-hal yang tak berguna. Walaupun kita hidup secara fokus, tetapi kita memfokuskan diri untuk hal-hal yang tak bermanfaat, hidup kita pun akan terbuang dengan sia-sia. Memfokuskan diri untuk hal yang tak bermanfaat adalah memboroskan kehidupan. Hidup yang tak efisien seperti ini tak akan membuat hidup efektif. Berarti di samping hidup yang fokus, kita perlu secara spesifik memfokuskan hidup untuk hal-hal yang berguna dan mulia.  Itu sebabnya Rasul Paulus tadi berkata: "[Aku] berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.  (Filipi 3:14). Ia berlari dengan tujuan. Ia berlari dengan fokus yang jelas. Namun ia berlari bukan sekedar dengan sembarang tujuan. Ia berlari dengan fokus yang meraih panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Ia berlari dengan fokus kepada hal yang berguna dan  mulia. Itulah hidup yang efisien!
                Saudara-saudari, bila kita menginginkan agar hidup kita di dunia yang hanya satu kali ini saja menjadi hidup yang bermakna, hidup yang tak perlu disesali tetapi hidup yang kita syukuri, perlu bagi kita untuk mengetahui panggilan Tuhan bagi diri kita dengan tepat dan hidup secara fokus di dalamnya. Ya, penting bagi kita untuk hidup dengan sasaran yang tepat, sasaran yang mulia, dan mendisiplinkan diri untuk memfokuskan diri kepada sasaran itu, barulah dengan demikian hidup kita akan menjadi berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar