PELANTIKAN SANG MESIAS

 
Salah satu peristiwa yang memperoleh perhatian besar dari penduduk dunia adalah pelantikan Presiden Amerika Serikat yang berlangsung setiap empat tahun sekali. Puluhan juta orang di seluruh dunia menyaksikan acara yang dilaksanakan di sisi depan Barat gedung kongres di kota Washington DC tersebut melalui pesawat televisi dan berbagai sarana informasi lainnya. Pada dasarnya acara pelantikan tersebut menggaris bawahi dua peristiwa penting. (1) Pernyataan kepada umum siapakah pemimpin negara yang baru. Pernyataan kepada umum ini antara lain ditandai dengan sumpah jabatan yang dilakukan oleh presiden di depan hakim agung dan berbagai pernak-pernik acara lainnya yang kesemuanya untuk menjelaskan kepada dunia bahwa presiden yang barulah yang sekarang memegang tampuk pimpinan negara. (2) Peralihan dari presiden yang lama kepada presiden yang baru. Karena itu sebagai bagian dari acara ini adalah presiden yang baru menghantar presiden yang lama yang digantikannya menuju ke kendaraan yang akan membawa yang bersangkutan meninggalkan gedung kongres yang biasa disebut sebagai US Capitol tersebut. Dengan demikian menandakan bahwa presiden yang lama tak lagi memegang tampuk kekuasaan seperti sebelumnya.

Saudara-saudari, dalam artian yang tidak persis sama itulah yang terjadi saat Yesus memberikan diri untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Beberapa peristiwa yang terjadi sesudah pembaptisan-Nya menggaris bawahi dua hal. Yang pertama yaitu pernyataan kepada umum siapakah Sang Mesias yang sesungguhnya. Di dalam peristiwa tersebut Yesus dilantik sebagai Sang Mesias yang telah dijanjikan Tuhan melalui para nabi-Nya. Yang kedua yaitu peralihan dari pelayanan penyiapan kedatangan Sang Mesias yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis kepada pelayanan Sang Mesias itu sendiri. Peristiwa ini dicatat di dalam keempat Injil, termasuk di antaranya di dalam Injil Lukas 3:21-23 sebagai berikut.

Lukas 3:21-23

21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit  22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."  23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,


I.     Tiga tanda dalam pelantikan Sang Mesias

Saudara-saudari, pembaptisan yang dilakukan oleh Yohanes adalah sebagai tanda pertobatan. Langkah pertobatan yang diserukannya sebagai persiapan hati untuk menyambut kedatangan Sang Mesias yang mengawali kedatangan Kerajaan Allah. Kaitan antara baptisan Yohanes dengan pertobatan itu juga dikemukakan oleh Paulus kepada orang-orang di Efesus seperti yang dicatat di dalam Kisah Para Rasul 19:4.

Dengan ikut memberikan diri untuk dibaptis bukan berarti dengan demikian Yesus adalah manusia yang berdosa sehingga perlu bertobat dan dibaptiskan. Sama seperti Ia menanggung hukuman dosa manusia di kayu salib bukan karena Ia berdosa, tetapi untuk mewakili kita yang seharusnya menanggung hukuman tersebut, demikian juga yang Ia lakukan melalui baptisan yang dilakukan oleh Yohanes terhadap diri-Nya.  Walaupun Ia tidak berdosa Ia mewakili pertobatan kita melalui pembaptisan-Nya untuk menyambut kedatangan Kerajaan Allah di dalam hidup kita.

Saudara-saudari, penempatan diri-Nya untuk mewakili seluruh umat manusia ini bersifat sangat penting, sebab tak semua orang berhak melakukan itu. Sama seperti tak semua orang dapat mewakili sebuah perusahaan dalam mengikat kontrak kerja dengan pihak lain, demikian juga tak semua pribadi berhak mewakili umat manusia untuk menyerahkan diri dalam pertobatan dan menanggung hukuman dosa. Sebagaimana orang yang memang memperoleh mandat resmi untuk mewakili perusahaan dalam mengikat kontrak kerjasama dengan pihak lain, demikian juga hanya Sang Mesiaslah yang memperoleh mandat resmi dari Tuhan untuk mewakili seluruh umat manusia dalam menyerahkan diri kepada Tuhan dalam pertobatan dan menanggung hukuman dosa.

Berarti dengan menempatkan diri untuk mewakili umat manusia dalam pertobatan melalui pembaptisan-Nya Yesus Kristus menyatakan diri-Nya sebagai Sang Mesias. Atau dengan kata lain dengan demikian maka berarti baptisan Yesus merupakan acara pelantikan-Nya sebagai Sang Mesias. Melalui baptisan tersebut Ia menyatakan kepada umum bahwa Ialah Sang Mesias yang mereka nanti-nantikan itu.

Pernyataan atau pelantikan ini diaminkan oleh Allah sendiri, melalui tiga tanda yang terjadi saat Yesus keluar dari air selesai dibaptis dan sementara Ia berdoa, yaitu pertama langit terbuka, kedua Roh Kudus turun dalam rupa seekor burung merpati dan Allah berbicara dari surga. Ketiga tanda tersebut tidak dikatakan hanya disaksikan oleh Yohanes Pembaptis dan Yesus saja, berarti semua orang yang bersama mereka saat itu pun menyaksikannya. Memang sesungguhnya ketiga tanda itu merupakan tanda yang di dalam ajaran para rabbi yaitu para guru agama Yahudi merupakan tanda dari Mesias. Mereka mempercayai bahwa langit akan terbuka di atas Mesias, Roh Kudus akan emnaungi-Nya dan Tuhan sendiri akan menyatakan bahwa Dialah Sang Mesias.


II.     Tiga pribadi Allah Tritunggal menyatakan diri secara bersama dalam pelantikan Sang Mesias

Saudara-saudari pernyataan di depan umum tentang ke-Mesiasan Yesus Kristus ini sedemikian pentingnya sehingga di dalam peristiwa tersebut ketiga pribadi dari Allah yang Esa, yaitu Allah Bapa, Allah Sang Putra dan Allah Roh Kudus menyatakan diri-Nya secara bersama-sama.

Allah Bapa menyatakan diri dengan berfirman dari langit kepada Yesus dan berkata: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” Dengan mengatakan kalimat itu Allah Bapa menegaskan ulang apa yang Ia sendiri telah firmankan di dalam Mazmur 2:7 dan Yesaya 42:1. Di dalam Mazmur tersebut Allah mengatakan bahwa Daud adalah anak-Nya sendiri, dengan maksud bahwa keturunan Daud yaitu Sang Mesias adalah Anak-Nya. Sedangkan di dalam nubuatan Yesaya tersebut Tuhan mengatakan bahwa Ia berkenan kepada Sang Mesias dan menaruh Roh-Nya atas-Nya. Dengan demikian maka berarti dengan mengatakan firman yang diucapkan segera sesudah Yesus keluar dari air tersebut Allah Bapa menyatakan bahwa Yesuslah Mesias yang telah dinubuatkan baik di dalam kitab Mazmur maupun kitab Yesaya.

Sesuai dengan nubuatan di dalam Yesaya 42:2 pula maka saat pelantikan atau pernyataan Yesus sebagai Sang Mesias Allah Roh Kudus hadir dalam rupa seekor burung merpati. Tentu kita tahu bahwa Roh Kudus bukan burun merpati dan burung merpati juga bukan Roh Kudus. Namun di dalam pernyataan ke-Mesiasan Yesus segera sesudah pembatisan-Nya tersebut, seperti yang dicatat di dalam keempat Injil Roh Kudus menyatakan diri-Nya dalam rupa seekor burung merpati.

Banyak penafsiran tentang alasan mengapa Roh Kudus menyatakan diri sebagai seekor burung merpati. Bisa jadi karena burung merpati melambangkan ketulusan, kemurnian, maupun kesetiaan yang kesemuanya memang merupakan sifat-sifat dari Roh Kudus. Walaupun banyak kemungkinan yang menjadi alasan mengapa Ia menyatakan diri sebagai seekor burung merpati, namun yang pasti dalam peristiwa penting ini Roh Kudus hadir serta menggenapi nubuatan di dalam Yesaya 42:2 untuk meneguhkan ke-Mesiasan Yesus.

Tentu pribadi Allah Putra juga hadir di dalam peristiwa tersebut, sebab Yesus sebagai Allah Sang Putra memang ada di sana. Saudara-saudari, pengakuan Allah bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang Ia kasihi sama sekali bukan berarti bahwa Allah beristri dan melahirkan Yesus seperti layaknya suami istri yang berketurunan. Posisi Yesus sebagai Allah Putra bukan berarti Dia adalah keturunan Allah dalam pemahaman anak secara jasmaniah. Bukan! Ia disebut sebagai Anak untuk menggambarkan relasi kasih yang tak terpisahkan antara Allah Bapa dengan Allah Putra. Sama dengan anak kunci yang kita gunakan untuk membuka kunci pintu bukan berarti si kunci beristri dan berketurunan si anak kunci. Istilah ini hanya untuk menggambarkan keeratan relasi satu dengan yang lain. Keeratan relasi itulah yang hendak digambarkan melalui istilah Allah Bapa dan Allah Putra. Keeratan relasi karena sesungguhnya mereka adalah satu adanya.


III.     Yesus memulai pekerjaan segera sesudah pelantikan diri-Nya sebagai Mesias

Pentingnya pelantikan Yesus sebagai Sang Mesias ini selain dapat dilihat dari ketiga tanda yang menyertainya dan kehadiran ketiga pribadi Allah secara bersama-sama, ia juga dapat dilihat dari catatan Lukas bahwa baru sesudah itu memulia pekerjaan-Nya. Dikatakan pada saat itu Ia berusia kira-kira tiga puluh tahun. Sesudah menunggu selama tiga puluh tahun, tepat pada waktu yang Tuhan sendiri tetapkan, Ia menyatakan diri kepada orang banyak bahwa Dialah Sang Mesias.

Pernyataan ini menandai pergantian era pelayanan Yohanes Pembaptis kepada era pelayanan Yesus. Pergantian masa pelayanan Yohanes yang mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias kepada masa pelayanan Yesus yang adalah Mesias. Peralihan yang berjalan dengan indah, tanpa gerutu ataupun rasa iri dari Yohanes kepada Yesus. Peralihan tanpa sikap meremehkan dari Yesus kepada Yohanes. Kedua mereka mengetahui peranan mereka masing-masing di dalam rancangan Tuhan yang kekal. Mereka masing-masing ada di atas muka bumi untuk mnggenapkan seluruh kebenaran yaitu kehendak Allah. Era persiapan kedatangan Mesias telah selesai, sejak saat itu tibalah waktunya Yesus Sang Mesias berkarya untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka, memperdamaikan mereka dengan Allah dan membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sejak saat itu waktunya kehendak Tuhan untuk memulihkan hubungan manusia dengan diri-Nya seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi ratusan bahkan ribuan tahun sebelumnya menjadi kenyataan. Pemulihan relasi manusia dengan Tuhan melalui Yesus Sang Mesias yang menjadikan hidup kita bermakna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar