SANG MESIAS MEWAKILI KITA

 

Tanggal 2 September 1945. Pagi itu permukaan air laut di Teluk Tokyo dalam keadaan tenang. Di atas dek kapal perang USS Missouri ratusan perwira tentara Sekutu berbaris dengan rapi. Di depan mereka berdiri para wakil pimpinan tentara negara-negara Sekutu, seperti dari Inggris, Rusia, Australia, Kanada dan lain-lainnya. Jendral Douglas Mac Arthur, Komandan Tertinggi Tentara Sekutu menunggu di dalam kabin kapal yang terletak satu lantai di atas dek kapal. Empat menit sebelum jarum jam menunjukkan pukul 9 pagi, sebuah kapal kecil merapat ke lambung kapal USS Missouri. Sebuah utusan kecil dari pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu menaiki anak tangga kapal. Sesudah mereka memberi hormat kepada bendera tentara sekutu yang tergantung pada dinding kapal dan perwira dek, mereka berdiri berjajar.

Jendral Douglas Mac Arthur keluar dari kabin kamar tempat ia menunggu, berdiri di tempat yang sudah ditentukan berhadapan dengan utusan pemerintah Jepang tersebut. Segera sesudah Jendral Mac Arthur berdiri pada posisinya, doa dinaikkan oleh salah seorang perwira tentara Sekutu, kemudian lagu kebangsaan Amerika dinyanyikan. Setelah itu Jendral Mac Arthur menyampaikan pidato singkat dan disusul ia mempersilakan utusan pemerintah Jepang untuk maju ke meja penandatanganan akta penyerahan kalah perang.

Segera Menteri Luar Negeri Jepang Mamoru Shigemitsu maju ke depan dan menandatangani akta penyerahan kalah perang, kemudian disusul oleh para anggota utusan lainnya. Penandatangan akta dilanjutkan oleh Jendral  Douglas Mac Arthur dan para wakil pimpinan tentara Sekutu. Sesaat sesudah upacara pendatanganan penyerahan kalah perang selesai dengan suara menggelegar empat ratus lima puluh pesawat angkut dari Armada Ketiga Angkatan Laut Amerika terbang melintas dalam formasi di atas kapal USS Missouri.

Sejak saat itu, negara Jepang berada di dalam posisi takluk kepada kekuatan negara Sekutu. Pernyataan penyerahan kalah perang yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu bukan ia buat untuk dirinya sendiri, tetapi atas nama pemerintah Jepang dan dengan demikian mewakili seluruh rakyat Jepang. Tindakan satu orang namun secara de jure atau secara kekuatan hukum mewakili seluruh bangsa.

Saudara-saudari, itulah yang dilakukan oleh Yesus Kristus dengan memberikan diri untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di awal pelayanan-Nya. Melalui baptisan tersebut Ia menempatkan diri sebagai Mesias yang mewakili seluruh umat kerajaan-Nya dalam menyerahkan diri kepada Tuhan. Peristiwa pembaptisan ini dicatat di dalam keempat kitab Injil, termasuk di antaranya yaitu di dalam Matius 3:13-15.

Matius 3:13-15

13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.  14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"  15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.


I.     Yohanes membaptis sebagai tanda pertobatan

Pelayanan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis untuk membuka jalan bagi pelayanan Yesus Kristus pada intinya adalah dengan memberitakan empat hal. Yang pertama, yaitu bahwa kedatangan kerajaan Allah sudah dekat. Yang kedua untuk menyambut kedatangan kerajaan Allah tersebut semua orang harus bertobat. Yang ketiga pertobatan tersebut harus ditandai dengan kesediaan memberikan diri untuk dibaptis. Keempat pertobatan yang sungguh-sungguh akan mendatangkan pengampunan dosa. Keempat hal yang Hal tersebut dicatat antara lain di dalam Matius 3:1-2 dan Markus 1:4-5.

Di dalam melakukan pelayanannya tersebut Yohanes berjalan dari padang gurun Yudea ke sekitar sungai Yordan. Berita yang ia sampaikan yang bersifat relevan dengan suasana batin masyarakat saat itu yaitu kerinduan terhadap pemulihan negeri Israel membuat orang dari Yerusalem, wilayah Yudea dan daerah sekitar sungai Yordan datang berduyun-duyun kepadanya. Banyak di antara mereka yang mendengarkan pesan yang ia sampaikan memberikan diri untuk dibaptis sambil mengaku dosa sebagai bagian dari langkah pertobatan yang mereka ambil.

Dari isi pesan yang ia sampaikan kita dapat melihat bahwa Yohanes bukan  sekedar mengajak orang untuk dibaptis, namun ia mengajak orang untuk bertobat. Memang ia menandaskan perlunya orang untuk dibaptis, namun hal tersebut terkait dengan langkah pertobatan yang perlu mereka ambil sebagai respon terhadap berita pertobatan yang ia sampaikan. Pembaptisan yang ia lakukan adalah sebagai tanda dari pertobatan.

Pertobatan dan baptisan yang dilakukan Yohanes merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Hal ini sama seperti dua sisi dari sekeping mata uang yang tak terpisahkan. Tanpa pertobatan maka baptisan yang dilakukan tidak akan memiliki makna rohani, demikian juga tanpa kesediaan memberikan diri untuk dibaptis maka kesungguhan dari pertobatan yang bersangkutan perlu dipertanyakan.


II.     Yesus memberikan diri dibaptis untuk mewakili seluruh umat manusia

Saudara-saudari berita tentang pelayanan Yohanes ini bukan hanya tersebar sebatas wilayah Yerusalem dan Yudea saja, namun sampai ke wilayah Galilea yang berada di belahan Utara tanah Israel. Bahkan berita itu sampai ke Nasareth, kota dimana Yesus Kristus selama ini bertempat tinggal. Sesudah mendengar tentang apa yang dilakukan oleh Yohanes maka Yesus pun meninggalkan Nasareth dan pergi menemui Yohanes untuk dibaptis. Menurut catatan Yohanes 1:28 hal tersebut terjadi di Betania yang terletak di seberang sungai Yordan. Daerah yang juga disebut sebagai Bethabara ini letaknya sekitar 90 km dari kota Betania yang lain yang terletak dekat kota Yerusalem.

Kedatangan Yesus untuk dibaptis ini tak dapat dipahami oleh Yohanes Pembaptis, itu sebabnya ia menolak permintaan Yesus tersebut. Yohanes mengetahui bahwa yang berdiri di hadapannya bukan sekedar Yesus anak Maria yang adalah sanak keluarga dari Elisabeth, ibunya. Yohanes mengetahui bahwa yang berdiri di hadapannya adalah Sang Mesias, pribadi yang ia katakan bahwa untuk membuka tali kasut-Nya pun ia merasa dirinya tak layak. Itu sebabnya ia berkata kepada Yesus: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Mengapa Sang Mesias ini minta untuk dibaptis?

Saudara-saudari, permintaan Yesus untuk dibaptis oleh Yohanes sangat menarik untuk dicermati. Bukankah baptisan yang dilakukan oleh Yohanes merupakan tanda dari pertobatan? Apakah dengan meminta agar diri-Nya dibaptis maka hal itu menunjukkan bahwa di dalam keadaan-Nya sebagai manusia Yesus adalah seorang yang berdosa sehingga perlu bertobat? Apabila Yesus adalah manusia yang berdosa maka Ia tak mungkin adalah Tuhan sendiri, sebab tentu Tuhan tak mungkin berdosa. Apakah Yesus meminta agar diri-Nya dibaptis hanya sekedar sebagai contoh kepada para pengikut-Nya tentang pentingnya untuk dibaptis? Kalau memang benar demikian maka berarti baptisan yang dialami oleh Yesus hanya sekedar suatu upacara tanpa makna rohani, sebab hanya sekedar dimandikan tanpa disertai pertobatan.

Terhadap penolakan Yohanes ini Yesus menjawab: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Jawaban ini membuat Yohanes menyerah dan bersedia membaptis Yesus. Apakah yang dimaksud dengan jawaban Yesus di sini? Di dalam jawaban yang Ia berikan Yesus menegaskan baptisan tersebut perlu dilakukan agar dengan demikian Ia dan Yohanes memenuhi seluruh kehendak Allah. Seluruh kehdank Allah, atau lebih tepatnya memenuhi seluruh kebenaran, yaitu bahwa semua manusia perlu diperdamaikan kembali dengan Tuhan.

Dengan memberikan diri untuk dibaptis Yesus memenuhi seluruh kebenaran itu. Baptisan Yesus bukan untuk pertobatan diri-Nya sendiri, sebab memang Ia tak berdosa. Baptisan Yesus adalah untuk mewakili pertobatan seluruh umat manusia dalam rangka menyambut kedatangan Mesias yang akan memperdamaikan seluruh umat manusia dengan Tuhan sebagaimana yang diberitakan oleh Yohanes Pembaptis.

Sama seperti dengan Menteri Luar Negeri Mamoru Shigemitsu yang mewakili seluruh bangsa dan negara Jepang untuk menyatakan penyerahan diri terhadap tentara Sekutu di akhir Perang Dunia Kedua dengan menandatangani akta penyerahan diri di atas dek kapal USS Missourri, demikianlah Yesus mewakili seluruh umat manusia untuk menyerahkan diri dalam pertobatan untuk menyambut kedatangan Sang Mesias yang adalah diri-Nya sendiri di sungai Yordan melalui baptisan.


III.     Yesus memberi diri dibaptis sebagai pernyataan dari ke-Mesiasan-Nya

Saudara-saudari, dengan demikian maka baptisan yang dialami oleh Yesus bukan sekedar suatu upacara pemandian yang hanya bertujuan untuk memberikan contoh yang tak memiliki makna dan dampak rohani yang lebih mendalam. Dengan menempatkan diri sebagai wakil seluruh umat untuk menyambut kedatangan Sang Mesias dengan pertobatan, maka berarti Yesus telah menempatkan diri sebagai Raja atas Kerajaan Allah. Sebab tentu tidak semua orang dapat menjadi wakil dalam penyerahan diri ini, seperti tak sembarang orang dapat mewakili penyerahan diri bangsa Jepang di atas. Yang bersangkutan haruslah seorang pemimpin negara yang memiliki hak resmi untuk mewakili seluruh bangsa, dalam hal ini yaitu Menteri Luas Negeri Jepang sebagai wakil resmi tertinggi dari Kaisar Jepang.

Oleh karena itu bukan saja Yesus memberi diri untuk dibaptis sebagai langkah untuk mewakili seluruh umat manusia untuk menyambut Sang Mesias yang memperdamaikan manusia dengan Tuhan, melalui baptisan-Nya tersebut Yesus juga menyatakan bahwa Ialah Sang Mesias, Sang Raja yang berhak mewakili seluruh umat manusia.

Saudara-saudari sebagai Sang Mesias Ia telah mewakili penyerahan diri kita kepada Tuhan melalui baptisan, sebagai Sang Mesias Ia juga telah mewakili kita dalam menanggung hukuman dosa di kayu salib, dan sebagai Sang Mesias Ia juga telah mewakili kita untuk mengalami kemenangan atas kuasa dosa melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Setiap orang yang mempercayai bahwa Yesus adalah Mesias yang telah mewakili dirinya baik di dalam penyerahan diri, menanggung hukuman dosa dan kemenangan atas kuasa dosa, yang bersangkutan akan mengalami dampak rohani dari apa yang Yesus Kristus telah lakukan bagi dirinya.

Ya, apabila kita mempercayai Yesus adalah Sang Mesias, yaitu Tuhan, Raja Alam Semesta yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari penindasan dosa akan mengalami semua berkat rohani yang tersedia di dalam Kristus. Dengan mempercayai bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang menjadi Juru Selamat manusia maka hidup kita akan diperdamaikan dengan Tuhan sehingga dengan demikian hidup yang tadinya berada di bawah murka Tuhan sekarang diubah menjadi hidup yang penuh dengan makna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar