Salah satu penyakit pandemik tertua di dunia dan yang sampai sekarang masih belum berhasil dihapuskan adalah flu atau influenza. Dua ribu empat ratus tahun yang lampau Hippocrates, tabib yang sangat terkenal dari Yunani dan pribadi yang dianggap sebagai peletak dasar-dasar ilmu pengobatan Barat, telah mencatat keberadaan penyakit yang ditularkan oleh virus ini. Ia disebut sebagai penyakit pandemik karena sebarannya yang sangat luas, sehingga meliputi hampir seluruh dunia. Bukannya berhasil dilenyapkan, malahan di zaman modern ini muncul berbagai variannya yang baru seperti flu Hongkong, flu burung dan flu babi.
Kata influenza itu sendiri berasal dari bahasa Latin, bahasa yang digunakan orang Italia, yang artinya pengaruh atau dalam bahasa Inggris influence. Istilah ini mereka gunakan karena pada zaman dahulu orang beranggapan bahwa seseorang terjangkiti influenza karena pengaruh astrologi atau perbintangan yang buruk atas dirinya. Di kemudian hari karena perkembangan pemahaman ilmu medis istilah itu diubah menjadi influenza di freddo, atau dalam bahasa Inggris influence of the cold yang artinya pengaruh dari suhu yang dingin. Dengan kata lain bila seseorang dikatakan terjangkiti flu atau influenza secara harafiah sebenarnya yang bersangkutan disebut sedang terkena pengaruh.
Istilah ini mengingatkan kita kepada panggilan kita sebagai pengikut Kristus, yaitu untuk mempengaruhi dunia sekitar kita. Tanpa sedikitpun bermaksud untuk mengatakan bahwa kekristenan merupakan sejenis penyakit, namun sebagaimana penyakit flu memiliki daya tular yang sangat tinggi, demikian pula pengaruh kehidupan para pengikut Kristus semustinya memiliki daya tular yang sangat besar.
Pengaruh yang menular bahkan yang harus ditularkan itulah yang disampaikan Yesus ketika Ia mengatakan bahwa kehidupan para pengikut-Nya adalah sama seperti terang dunia yang tak boleh disembunyikan. Hal tersebut antara lain disampaikan-Nya di dalam khotbah-Nya yang biasa disebut sebagai Khotbah di Bukit dan yang dicatat di dalam Matius 5:14-16.
Matius 5:14-16
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
I. Fungsi dari terang
Bila dalam pernyataan sebelumnya Yesus berkata bahwa para pengikut-Nya adalah garam dunia, sesudah itu Ia berkata bahwa mereka adalah terang dunia. Sebagaimana garam bersifat mempengaruhi dan mengubah lingkungan sekitarnya yang hambar demikian pula terang mempengaruhi dan mengubah dunia sekitarnya yang gelap. Bila garam mempengaruhi sekitarnya sehingga mencegah proses pembusukan, maka terang mempengaruhi sekelilingnya dengan melenyapkan kegelapan dan menggantinya dengan terang itu sendiri.
Dengan menyebut para murid-Nya sebagai terang dunia Yesus menyampaikan beberapa pelajaran penting tentang fungsi atau peranan mereka di tengah dunia. Sebagaimana terang membuat seseorang dapat mengenal keadaan sekitarnya, demikian pula keberadaan pengikut Kristus seharusnya membuat orang dapat mengenal keadaan dirinya, arah hidup yang sebenarnya, bahkan jalan menuju kepada Tuhan.
Pentingnya terang untuk mengenal keberadaan diri sangatlah dipahami oleh setiap orang yang merias wajahnya. Bila Anda melihat ruang rias di belakang panggung gedung-gedung theater Anda akan melihat bahwa cermin pada meja rias di ruang tersebut dilengkapi dengan lampu-lampu yang sangat terang. Tujuannya supaya di saat para artis merias wajahnya akibatnya tidak malahan jadi morat-marit sebab tidak dapat melihat dirinya sendiri dengan jelas. Demikian juga orang yang di dalam kegelapan sulit mengenali keberadaan dirinya. Hidupnya sudah dalam keadaan porak poranda pun ia masih tenang-tenang saja tanpa merasa terusik.
Di samping itu orang yang berada di dalam kegelapan juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui arah yang benar. Dalam kegelapan yang sangat pekat ia akan tersesat dan bisa jadi ia melangkah menuju ke arah yang berbahaya sehingga terjerumus ke dalam bencana. Itulah yang dialami oleh mereka yang disebut hidup dalam kegelapan. Yang bersangkutan tak mengerti apakah tujuan hidup yang sesungguhnya sehingga hidupnya akan berputar-putar tanpa arah yang jelas. Bahkan bisa jadi ia melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya dan orang lain tanpa ia merasa bersalah. Bukahkah jamak terjadi orang yang mempertaruhkan masa depan hidupnya dan rumah tangganya dalam perjudian, kemabukan dan penyimpangan hidup lainnya tanpa dirinya merasa bersalah?
Dalam hal ini sebagai terang para pengikut Kristus harus dapat menolong orang yang dalam kegelapan untuk mengenal noda dan cela dalam hidupnya. Hal ini tidak harus selalu dilakukan secara lisan apalagi dengan sikap menghakimi dengan anggapan bahwa diri sendiri yang paling benar, tetapi dengan perilaku hidup yang berbeda dengan mereka yang berjalan dalam kegelapan tersebut. Bukan itu saja, melalui kehidupan yang berbeda itu mereka dapat membawa orang lain mengenal jalan hidup yang semustinya dan membimbing mereka kepada Kristus.
II. Posisi dari terang
Tuhan Yesus menjelaskan kepada para pendengar khotbah-Nya bahwa wujud dari kehidupan dalam terang itu adalah perbuatan baik yang nyata di depan mata orang. Ia berkata di dalam Matius 5:16 sedemikian: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Perbuatan baik, bukan sekedar perkataan yang baik. Perbuatan yang baik, bukan sekedar niatan yang baik. Sebab tanpa disertai dengan perbuatan maka perkataan yang baik kecil dampaknya. Apalagi kalau hanya dalam bentuk niatan saja dan tidak diwujudkan dalam tindakan tentu hal tersebut tak ada gunanya.
Karena perbuatan tersebut adalah tindakan-tindakan nyata, itu sebabnya tentu tak dapat disembunyikan. Sama seperti terang di tengah kegelapan pasti akan nampak dan menarik perhatian, demikian perilaku hidup yang baik dari pengikut Kristus di tengah kehidupan yang berjalan di dalam kegelapan akan nampak secara menyolok. Karena itu Tuhan Yesus berkata di dalam Matius 5:14 sedemikian: “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.”
Sifat yang menyolok dari terang dunia inilah yang membedakannya dengan garam dunia yang diajarkan Yesus sebelumnya. Apabila garam melarut ke bahan yang akan dipengaruhinya secara perlahan dan tanpa terlihat, tidak demikian halnya dengan terang. Ia mempengaruhi lingkungannya secara langsung dan bersifat frontal.
Kedua-duanya baik dan diperlukan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Dalam keadaan sehari-hari khususnya dalam lingkungan yang sukar maupun membusuk pengikut Kristus harus bersifat sebagai garam. Ia membaur untuk mempengaruhi. Tetapi apabila keadaan memungkinkan dan terdapat kebutuhan yang mendesak, seperti misalnya terjadi bencana alam di suatu daerah, di sana pengikut Kristus harus bertindak sebagai terang. Atau dalam kondisi kebobrokan masyarakat yang memerlukan langkah-langkah yang langsung, pengikut Kristus harus menjadi terang, yaitu menunjukkan pola hidup sebagai anak-anak terang secara nyata.
Perbuatan baik ini tak boleh hanya berhenti sampai rencana atau niatan belaka, sebab ia hanya dapat dinikmati orang dan membawa manfaat bila sudah diwujudkan dalam tindakan. Bila ia tak diwujudkan dalam langkah-langkah yang nyata maka ia dapat dipersamakan dengan pelita yang ditaruh di bawah gantang sehingga cahayanya tak akan menerangi wilayah sekitarnya. Itulah yang Yesus maksudkan ketika Ia berkata lebih lanjut di dalam Matius 5:15 “Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.”.
Agar pelita dapat menerangi semua orang yang berada di dalam rumah bukan saja ia tak boleh ditaruh di bawah gantang tetapi ia juga harus ditaruh di atas kaki dia, sehingga daya sebar cahayanya lebih luas dibandingkan bila ia di taruh di lantai. Sebagaimana kita ketahui kaki dian akan membuat posisi pelita berada di tempat yang tinggi. Ia diperlukan sebab semakin tinggi letak pelita tersebut semakin jauh sebarannya.
Dalam hal ini tentu Yesus bukan bermaksud agar orang memamerkan perbuatan baiknya, tetapi yaitu agar perbuatan baik itu benar-benar dilakukan tanpa memandang bulu supaya dengan demikian semakin banyak orang yang dapat menikmatinya. Atau menggunakan istilah Tuhan Yesus yaitu “sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.” Artinya perbuatan baik itu bukan hanya dilakukan bagi orang-orang yang dekat dengan kita, tetapi kepada siapa saja yang memerlukan terang tersebut.
III. Sasaran dari terang
Perbuatan dan perilaku yang baik tersebut bukan untuk dipamerkan karena memang tidak boleh dimaksudkan agar kita yang mendapatkan pujian orang. Tetapi seperti yang Tuhan Yesus ajarkan, perbuatan baik tersebut dilakukan dalam tindakan-tindakan yang nyata ”supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Artinya sasaran akhir dari perbuatan baik tersebut adalah agar orang memuliakan Tuhan, bukan memuliakan kita yang melakukannya.
Tindakan yang dilakukan sebagai pameran bukan saja merupakan wujud dari kesombongan diri yang tak akan mengundang berkat Tuhan bagi orang yang melakukannya, ia juga akan membuat orang lain merasa muak dan menutup diri. Sehingga bukannya menjadi terang yang menunjukkan jalan kepada Kristus malahan dapat menjadi penghalang bagi orang lain.
Saudara-saudari panggilan untuk menjadi terang ini juga berarti panggilan untuk hidup seperti kehidupan Kritus. Sebab Yesus sendiri berkata di dalam Yoihanes 9:5: “Akulah terang dunia.” Hal ini menegaskan bahwa seorang pengikut Kristus baru dapat disebut sebagai terang dunia apabila ia hidup dalam kebenaran dan melakukan kebaikan seperti yang Yesus telah lakukan sebagai teladan. Hanya dengan demikian ketika orang lain melihat perilaku hidupnya orang tersebut akan memuliakan Tuhan. Hidup yang sedemikian itu akan menuntun orang kepada Kristus.
Ya, setiap orang yang menjadi pengikut Kristus ditentukan Tuhan untuk membawa pengaruh yang positif bagi dunia. Kalaupun ia berada di tengah lingkungan yang kurang bersahabat terhadap dirinya, ia tetap dapat membawa dampak yang positif kalau saja ia hidup sebagai terang, hidup seperti Kristus, berbuat baik dan berjalan dalam perilaku yang baik. Hidup benar serta baik yang ia amalkan akan membuka pintu hati masyarakat sekitarnya kepada kasih Kristus dan mengubah kehidupan mereka dari berjalan dalam kegelapan kepada terang kasih dan kebenaran Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar